Hari ini adalah hari terakhir aku bisa shalat
sbuhuh berjama’ah. Pagi terakhir bagiku bisa menikmati kicauan burung tahun
2013. Sore terakhirku bisa merasakan lembabnya bumi Yogyakarta karena gerimis
terus menemani kepergian hari terakhir bagi Desember, karena mungkin dia enggan
melepas tahun 2013 juga ragu-ragu menyambut Januari 2014.
Tidak begitu dengan waktu. Dia akan berjalan
tanpa menghiraukan insan yang putus asa
karena beratnya beban penderitaan. Tak peduli dengan rintihan anak manusia yang tiap saat yang di fikirannya hanya ada kata “kapankah aku mati?”. Tak menghiraukan teriakan makhluk yang bosan dan sesak dengan glamournya dunia.
karena beratnya beban penderitaan. Tak peduli dengan rintihan anak manusia yang tiap saat yang di fikirannya hanya ada kata “kapankah aku mati?”. Tak menghiraukan teriakan makhluk yang bosan dan sesak dengan glamournya dunia.
Aku berdiri di sini, menyaksikan para
petani duduk merenung di tepian sawah berbincang-bincang dengan benih padi,
berharap tikus dan teman-teman pengganggu tanamannya mau berkompromi dengannya.
Bapak-bapak tukang becak masih setia menunggu penumpang di tengah dinginnya guyuran
hujan, karena mereka tidak sudi melihat wajah muram anak dan istri mereka. Para
satpam yang bekerja di universitas dengan sabar menunggu kapan berakhirnya jam
kuliah mahasiswa sambil menahan kantuk.
Besok adalah pagi pertama aku menghirup
segarnya udara tahun 2014. Tentunya jika aku masih diberi kesempatan. Aku akan
lalui hari ini dengan tetap optimis, melakukan apa yang bisa ku lakukan dengan
sebaik mungkin, menikmati apa yang sedang ku hadapi. Karena ku ingin masa
laluku bisa memberikan kenangan yang manis, toh jika itu menyakitkan bila
diingat setidaknya hal itu tidak akan pernah kusesali. Sebab, apa pun yang
terjadi, aku tahu di balik semua itu ada rahasia Ilahi yang memang sering kali tidak
sadari itulah yang terbaik baik. Sekali lagi, hari ini aku akan menjalani
semuanya seperti apa yang diinginkan Tuhanku, karena masa yang akan dating tidak
bisa ku ubah. Menengok masa lalu agar bisa menjadi dewasa, mengintip hari esok agar siap dengan segala kemungkinan…
JJJ
Muhasabah akhir tahun… begitu orang-orang “pintar”
menyebutnya. Yang ku tahu dari guru-guru yang mengajariku bagaimana menjalani
hidup dengan benar dan baik, muhasabah harus dilakukan setiap hari. Bukan setiap
minggu, setiap bulan, atau bahkan menunggu satu tahun. Terlalu banyak kesalahan
yang kita perbuat, sehingga mungkin kita tidak sanggup mengingat semuanya,
terlalu bertumpuk masalah yang kita pendam jika harus menunggu satu tahun. Pelajaran
yang pernah ku terima adalah, “Luangkanlah waktumu beberapa menit setiap sebelum
tidur untuk menghitung kebaikan apa saja yang sudah kamu lakukan hari ini,
sehingga engkau bisa lebih meningkatkannya esok hari, dan kesalahan serta
kekhilafan apa saja yang kamu lakukan hari ini, sehingga kamu harus labih berhati-hati
di masa mendatang, meski kita tidak benar-benar bisa menghitung seberapa banyak
dosa dan kesalahan yang kita perbuat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar