Minggu, 07 April 2013

Ketidakjujuran Merusak Tatanan Negara


Ketidakjujuran Merusak Tatanan Negara

Keadilan, moralitas, dan kejujuran harus mencakup di semua ruang dan waktu yang dilalui manusia. Benar, terlebih lagi bagi politisi. Katakan saja politisi di sini adalah orang-orang yang bertanggungjawab besar terhadap kesejahteraan bangsanya. Di tangan mereka nasib para golongan kecil ditentukan. Politisi harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang dipimpinnya. Sifat keadilan haruslah tertancap kuat di hatinya, sehingga tidak ada perilaku diskriminasi ketika memutuskan suatu hukum. Moralitas yang mulia harus terpancar dari perilakunya. Harus punya keahlian menentukan prioritas agar tindakan yang berlebihan terhindar.
Saya bingung apakah hati saya mau menangis ataukah marah membaca harapan di atas. Semuanya terasa hanya seperti angan-angan belaka jika melihat kondisi hukum di negara kita. Indonesia yang masih sangat jauh untuk dibilang sebuah negara maju, masih saja mengeksploitasi sumber daya alam secara serakah. Lebih lanjut pemerintah Indonesia tidak merasa rugi (ataukah memang ada motivasi lain) jika sumber daya alamnya dikuasai oleh orang-orang asing yang mendirikan perusahaan-perusahaan mereka di negeri ini. Hak-hak rakyat diraup secara terang-terangan sekaligus secara sembunyi-sembunyi oleh orang-orang yang punya kekuasaan, tanpa memikirkan nasib rakyat yang memeras keringat melawan kemiskinan.