Ketidakjujuran
Merusak Tatanan Negara
Keadilan, moralitas, dan kejujuran harus mencakup di semua
ruang dan waktu yang dilalui manusia. Benar, terlebih lagi bagi politisi.
Katakan saja politisi di sini adalah orang-orang yang bertanggungjawab besar
terhadap kesejahteraan bangsanya. Di tangan mereka nasib para golongan kecil
ditentukan. Politisi harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat
yang dipimpinnya. Sifat keadilan haruslah tertancap kuat di hatinya, sehingga
tidak ada perilaku diskriminasi ketika memutuskan suatu hukum. Moralitas yang
mulia harus terpancar dari perilakunya. Harus punya keahlian menentukan
prioritas agar tindakan yang berlebihan terhindar.
Saya bingung apakah hati saya mau menangis ataukah marah
membaca harapan di atas. Semuanya terasa hanya seperti angan-angan belaka jika
melihat kondisi hukum di negara kita. Indonesia yang masih sangat jauh untuk
dibilang sebuah negara maju, masih saja mengeksploitasi sumber daya alam secara
serakah. Lebih lanjut pemerintah Indonesia tidak merasa rugi (ataukah memang
ada motivasi lain) jika sumber daya alamnya dikuasai oleh orang-orang asing
yang mendirikan perusahaan-perusahaan mereka di negeri ini. Hak-hak rakyat
diraup secara terang-terangan sekaligus secara sembunyi-sembunyi oleh
orang-orang yang punya kekuasaan, tanpa memikirkan nasib rakyat yang memeras
keringat melawan kemiskinan.