Selasa, 12 November 2013

Maryam, Teladan Wanita Muslimah



Maryam, Teladan Muslimah Sejati

 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا (١٦ ) فَاتَّخَذَتْ مِن دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا (١٧) قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنكَ إِن  تَقِيًّا (١٨) قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا (١٩) قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا (٢٠) قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا (٢١)
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa".
Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".

Surat Maryam di atas, merupakan bukti bahwa kaum wanita bukanlah kaum yang lemah, kaum yang tidak dapat dijadikan panutan. Kisah Maryam yang sekaligus merupakan nama surat dalam Al Quran ini, tentunya mengandung banyak sekali hikmah yang bermanfaat bagi manusia…

Proses Pengembangan Pribadi Dalam Ruang Lingkup PUTM Puteri



A.   Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, tentunya kehidupan pribadi manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan. Lingkungan sosial merupakan segala faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan pribadi manusia yang berasal dari luar diri pribadi. Secara konsepsional, maka lingkungan sosial mencakup proses, struktur, dan perubahan sosial.
            Inti proses sosial adalah interaksi sosial yang merupakan proses hubungan timbal balik antar pribadi, kelompok, dan antar pribadi dengan kelompok. Sedangkan struktur sosial menjadi landasan lingkungan sosial, oleh karena mencakup aspek-aspek sosial yang pokok yakni kelompok sosial, kebudayaan, lembaga-lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur sosial.
Secara sosiologis lingkungan budaya merupakan hasil lingkungan sosial. Lingkungan budaya identik dengan nilai-nilai. Nilai adalah pandangan baik atau buruk mengenai sesuatu di suatu masyarakat.

Syariat Islam Dalam Kehidupan




            Agama Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada para RasulNya sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. Muhammad sebagai nabi terakhir diutus dengan membawa syariat Islam yang sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Firman Allah swt:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا 
Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu” (Q.S. al-Maidah:3)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ    
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. al-Anbiya’: 107)
Syariat Islam datang dengan membawa suatu sistem integral yang mengatur semua bidang kehidupan. Sistem perundangan yang diciptakan Allah ini mestilah memiliki watak dan kelebihan-kelebihan, sama halnya dengan peraturan yang dibuat oleh manusia. Namun, tentunya peraturan hasil buatan manusia mempunyai banyak kekurangan.